Wednesday, March 17, 2010

menyelam

saya sedang menginterogasi diri sendiri dengan pertanyaan; "apakah kamu sudah cukup meluangkan waktu dengan Esha?" dan itu sudah cukup untuk menampar.

hari ini saya tau betapa buruknya manajemen waktu saya di rumah. melakukan hal yang sama berulang-ulang dengan ritme yang tidak berubah (saya tidak perlu melihat jam saking 'disiplin'-nya jadwal harian saya) tidak berarti semuanya berakhir baik dan hasilnya brilian. kenapa? karena saya juga seorang ibu, bukan hanya pekerja domestik. ibu harus tau bahwa setiap hari anaknya berubah; perasaannya, hatinya, pikirannya, sifatnya, setiap atomnya. seorang ibu tidak bisa mengurus anaknya dengan jadwal yang sama terus menerus setiap hari seperti dia memasak atau membersihkan rumah. segila apapun kerjaan rumah, seorang ibu tidak boleh mengabaikan apa yang sedang anaknya ceritakan. saya sangat mengerti itu sekarang.

hari ini saya belajar lagi dari Esha. mulai dari pagi-pagi waktu dia minta biskuit dan cuma dimakan setengah dan sisanya dibuang ke lantai. seperti biasanya, saya -si bad temper- langsung ngomel-ngomel. betapa kagetnya saya waktu Esha tiba-tiba bilang, "ibu, jangan marah-marah. ngomong aja." hah? dan dia bantu saya membersihkan remah-remah biskuit di lantai. ooooof course saya tertohok. sangat! darimana dia tau kata-kata seperti itu dan bisa mengatakannya di saat yang saaaangat tepat? bukan sesuatu yang buruk. samasekali bukan. saya cuma merasa dipentung di kepala dan sadar bahwa anak perempuan saya bukan anak kecil lagi.

lalu, dua jam sebelum makan siang, saya membereskan setrikaan yang menumpuk. "Esha main sama beruang dulu, ya? sambil liat video Dea? (FYI, Dea itu penyanyi kecil dari surabaya. lagunya gak aneh-aneh dan Esha suka)" dan Esha mengiyakan. tapi, baru beberapa baju disetrika, dia bilang "ibuuuu ayo main-main sama Esha..." dan saya -si repot- bilang, "iya, sebentar ya. sedikit lagi kok." padahal masih numpuk. beberapa menit kemudian dia panggil-panggil saya lagi dan mulai berulah.
YANG -SEHARUSNYA- SAYA LAKUKAN: mematikan setrika dan bermain dengannya
tapi, YANG SAYA LAKUKAN: terus menyetrika sambil membujuk dia untuk main lagi TANPA melihat wajahnya
akibatnya: dia jadi cranky dan menangis
waktu saya menggendong dan memeluknya, dia bilang "ibu, ayo main-main..." sekali lagi dia menubrukkan satu truk gandeng ke dada saya. jangan tanya apa rasanya.

yang terakhir adalah sebelum tidur siang. seperti biasa dia suka sekali melompat-lompat di tempat tidur. saya bilang, "ayo bobo dulu." dia malah makin gencar melompat dan tidak mau mematikan TV. akhirnya saya pura-pura tidur. dia berhenti melompat, lalu merebahkan kepalanya di dekat saya. wajahnya menghadap wajah saya. "Esha mau bobo sama ibu." katanya sambil mengusap-usap pipi saya dengan tangan mungilnya. semenit kemudian dia terlelap.

membaca apa yang saya tulis tadi pasti yang terbayang adalah betapa saya adalah ibu yang lalai, jahat dan tidak sayang anaknya. saya juga merasa begitu. padahal saya duapuluhempat jam bersamanya dan full mengurusi keperluannya. tapi apa? saya tidak peka. secara tidak sadar saya sudah memasukkannya ke daftar kerjaan saya sehari-hari dan lupa untuk meluangkan saat yang berkualitas dengannya. saya bisa bilang mungkin itu karena saya lelah, kacau, dan bodoh. tapi itu tidak bisa jadi alasan. tidak boleh jadi alasan. saya seorang ibu, dan ibu tidak punya alasan untuk tidak jadi ibu yang baik. karena kemampuan itu pasti ada di setiap ibu dan harus dijadikan prioritas dengan cara: selalu sadar.

lalu, tentu saja akan ada yang bilang; ibu juga manusia - bisa bikin salah. tapi kalau tidak pernah belajar dari kesalahannya? namanya dungu. jadi ibu tidak boleh dungu.

Esha sudah besar. dia akan segera jadi remaja dan saya tidak boleh lagi mengabaikan apa yang sebenarnya dia ingin sampaikan.

hari ini saya; telanjang dan babak-belur...

0 comments:

Halaman-halaman Lain...

 

Blog Template by YummyLolly.com - RSS icons by ComingUpForAir