Wednesday, January 26, 2011

suatu pagi bersama Barney dan sepasang ikan mas



Friday, January 21, 2011

Maaf, dok. Tidak hari ini.

Mungkin akan terdengar bodoh, tapi saya ibu yang tidak menjadikan dokter sebagai solusi ketika anaknya sakit. Kalau perawatan di rumah masih bisa dilakukan, itu akan jadi pilihan pertama. Mungkin karena selama Esha tinggal di Surabaya dia ke dokter hanya untuk imunisasi, dan dua kali pertemuan karena sakit yang hasilnya sangat tidak menyenangkan buat saya. Maka jadilah saya ibu yang skeptis (mungkin sampai ketemu DSA yang cocok.)

Beruntung sekarang bertukar informasi bukan hal yang sulit. Kalau anak sakit, Google jadi rujukan pertama untuk mencari tahu apa yang ibu-ibu lain lakukan ketika anaknya mengalami hal yang sama. Senangnya banyak ibu-ibu yang juga tidak langsung mencekoki anaknya dengan obat-obatan. Bukankah tubuh manusia sudah diciptakan untuk membangun bentengnya sendiri ketika diserang penyakit sampai ke tingkat tertentu, dimana intervensi dokter dan obat baru diperlukan.

Pengetahuan dasar untuk orangtua semacam; bahwa demam adalah tanda tubuh sedang melawan virus dan biarkan terjadi sampai batas 38 derajat Celcius, bahwa flu disebabkan virus dan tidak dibutuhkan obat (apalagi antibiotik) untuk menyembuhkannya karena tubuh sudah menyediakan penawarnya ketika dibarengi makan, cairan, dan istirahat yang cukup, bahwa bersin dan batuk adalah cara tubuh mengeluarkan benda asing dan tidak harus selalu dianggap sakit - adalah hal-hal yang seharusnya disebarkan supaya orangtua tidak mudah panik saat anaknya sakit. Menemui dokter adalah hal yang harus dilakukan kalau demam berlanjut lebih dari 48 jam, anak kehilangan tenaga atau kesadaran, dan tidak mampu menerima makanan dan cairan yang cukup.

Ketika Esha batuk atau pilek, neneknya akan panik dan segera menyuruh saya membawanya ke dokter. Lalu saya akan lagi dan lagi menjelaskan bahwa perawatan di rumah sudah cukup. Memang kasihan melihat anak sekecil Esha batuk-batuk dan hidungnya meler, tapi memang begitulah cara tubuh mungilnya membantu dia mengeluarkan penyakitnya. Saya biasanya kasih dia minum yang banyak dan obat batuk-pilek (Actifed atau Triaminic). Selama dia bisa beraktivitas seperti biasa dan nafsu makannya tidak menurun drastis, saya masih bisa tenang.

Bukannya saya tidak percaya dokter, tapi saya lebih yakin pada apa yang Tuhan sudah berikan untuk semua orang : tubuh dan segala sistemnya yang luar biasa DAN insting seorang ibu untuk tau kapan ia harus membawa anaknya ke rumah sakit dan kapan rumah adalah tempat perawatan terbaiknya.

Friday, January 14, 2011

Friday, a fun day :) (extra #3)



Jumat yang menyenangkan.
Pergi ke supermarket naik becak untuk beli keperluan lomba menghias nasi goreng besok di sekolah. Esha SUKA sekali naik becak :D Sebelum masuk supermarket -seperti biasa- dia minta main dulu di playground. Enaknya kalau hari kerja, playground serasa milik berdua :)) Sesudah itu kami belanja (dan dia bilang "capek, bu... jalan terus." karena saya tidak pakai trolley tapi keranjang biasa :p). Lalu akhirnya dia saya ajak istirahat sambil makan kentang goreng.

Saya sukaaaa sekali jalan-jalan berdua dengan Esha. Dia hampir tidak pernah rewel (kecuali ngantuk) dan tidak banyak minta. Kalau belanja, dia bantu saya meletakkan barang di keranjang dan jarang sekali berlarian di lorong atau menyentuh barang-barang yang tidak kami beli. Dia teman kencan yang sangat menyenangkan :)

Love you, sweetheart :*

lihat juga foto hari ke-14 Esha di tumblr :)

Tuesday, January 11, 2011

turning it inside out (extra #2)

I liked the routine this morning. No rush, no stress, no tantrum. Ahhh... But as we were halfway to the school, one of Esha's friend's mom pulled over and told us that it was a swimming class today (which means we were supposed to go to the swimming pool instead of to the school). How come none of the teacher called me after Esha's three consecutive absence? Oh well, maybe it was supposed to be me who called them -_-" So we headed back home then I grabbed the backpack, stuffed the swimming necessities in it, and borrowed my mother-in-law's electric bike. When we got to the pool, everybody was already in the water.

I forgot to bring my camera. Poop. Ah, it's a monthly schedule. Will remember to bring the shutter with me next month :p

When the class ended, we still had an hour to grab McD's breakfast menu, but Esha wasn't in the mood for an eating out. So we went straight back home. It was then after lunch when we tore the bedroom apart for a photo session :)) The wind went crazy and the light was under so we took pictures inside. Horrible lighting. But, we had tons of fun afterall :)

Saturday, January 1, 2011

extra #1

Ini hari pertama untuk 365 Days-nya Esha. Saya juga jadi agak bingung kenapa harus disimpan di tumblr lalu apa gunanya blog ini kemudian? Baiklah... begini saja, saya memutuskan untuk hanya mem-post satu foto saja setiap hari ke tumblr dan kelebihannya akan saya simpan disini beserta catatan tambahannya. Kalau tidak ada foto tambahan, semua cerita hariannya akan saya post di tumblr.

Bagaimana? Fair enough? :p Sebenarnya saya sengaja pisahkan supaya tidak campur aduk dengan catatan-catatan lama disini dan lebih mudah dihitung.

Ini foto extra untuk hari ini:



Itu adalah foto bunga lavender yang dipetik Esha bersama sepupu-sepupunya tadi pagi. Sampai waktunya makan siang dia terus membawa-bawa protolan mahkota bunganya. Akhirnya menjelang sore semuanya layu dan saya buang. Untung dia tidak protes.
Yang kedua adalah kulit-kulit kacang yang bagian dalamnya diwarnai Esha pakai spidol. Sampai jari-jarinya dan kaos-nya ikut berwarna-warni. I think the nutshells look really artistically nice :) and love her idea.
Yang paling kanan, foto Esha main kuda-kudaan (sebenarnya bukan kuda, tapi buaya) di punggung ayahnya.

Tiga hari ini Esha bersenang-senang dengan sepupu-sepupunya. Glad she had so much fun! :)

Halaman-halaman Lain...

 

Blog Template by YummyLolly.com - RSS icons by ComingUpForAir