Saturday, February 14, 2009

Esha si anak bawang

waktu masih anak-anak, sampai kelas 6 SD, saya selalu 'dikesampingkan' oleh teman-teman sepermainan. pertama, karena badan saya paling kecil. kedua, karena saya paling payah di games fisik. maka, dengan cara halus mereka menamakan saya "anak bawang", yang berarti pemain cadangan -atau kalaupun saya dilibatkan dalam permainan maka saya dapat banyak handicap dan pengecualian.

sekarang, Esha ada di posisi yang sama waktu dia main dengan sepupu-sepupunya yang juga perempuan. mereka sudah enam dan empat tahun. biasanya saya tidak ikut main kalau mereka sudah asik masak-masakan. paling cuma mengawasi (in case Esha makan sesuatu yang harusnya cuma pura-pura dimakan :D). dia yang belum tau dengan pasti esensi dari main masak-masakan bersama ya main sesuka hatinya. panci-panci yang sudah berisi 'sup' dituang, piring-piring yang sudah tertata rapi diaduk-aduk.. dan dia berubah jadi destroyer kecil di 'dapur dan ruang makan' mereka. maka kakak-kakaknya akan menyisihkan satu piring, satu sendok, satu panci untuk Esha dan membiarkannya bermain di sisi yang lain. atau mereka berhenti bermain karena semua sudah jadi berantakan dan tidak menyenangkan lagi. dia yang tidak sadar sudah merusak mood pretend play hari itu cuma menatap heran ketika ditinggalkan. it breaks my heart, tapi saya tau itu satu dari sekian banyak pembelajaran buat Esha. sebisa mungkin saya kasih dia penjelasan (meskipun mungkin masih belum klik dengan nalar dia).

saya tidak akan jadi body guard yang menyuruh semua anak untuk berbaik hati dan menyesuaikan cara mereka dengan ritme Esha. life is not a bed of roses, dan dia harus belajar itu. nanti dia akan bertemu dengan lingkungan sosial yang lebih luas, lebih banyak tipe teman, dan dia harus belajar untuk blend in, untuk menyesuaikan diri, dan tidak memaksakan kehendak. selama bukan kasus bullying, saya akan berusaha untuk tidak overprotective.

0 comments:

Halaman-halaman Lain...

 

Blog Template by YummyLolly.com - RSS icons by ComingUpForAir